
“Ratusan Imam Yahudi Kritik Trump: Penaklukan Gaza Bagaikan Kekuasaan Firaun”
Ratusan imam Yahudi di seluruh dunia baru-baru ini menyuarakan penolakan keras terhadap upaya Amerika Serikat yang ingin mengambil alih Gaza. Mereka menilai rencana ini tidak hanya mengancam perdamaian, tetapi juga mencerminkan perilaku yang sangat otoriter, mirip dengan kekuasaan Firaun.
Penolakan Imam Yahudi Terhadap Keputusan AS
Keputusan Amerika Serikat yang mendukung klaim Israel atas Gaza telah memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk para imam Yahudi. Mereka menilai bahwa langkah AS ini tidak hanya melanggar prinsip-prinsip keagamaan, tetapi juga dapat memperburuk ketegangan di Timur Tengah. Menurut mereka, setiap upaya untuk mengubah status Gaza secara sepihak akan mengorbankan stabilitas dan perdamaian yang sudah sulit dicapai.
Trump dan Sejarah Kekuasaannya Ratusan Imam
Dalam banyak kesempatan, Trump dikenal dengan pendekatannya yang sangat agresif terhadap kebijakan luar negeri, terutama dalam hal konflik Israel-Palestina. Rencana yang diusung Trump, yang dikenal sebagai “Deal of the Century,” memberikan banyak keuntungan bagi Israel, namun sangat sedikit bagi Palestina. Bagi banyak orang, terutama kalangan agama Yahudi yang lebih moderat, tindakan Trump dianggap sebagai manifestasi dari keinginan untuk memaksakan kehendak tanpa mempertimbangkan hak asasi manusia atau bahkan ajaran agama.

Analogikan Trump dengan Firaun Ratusan Imam
Salah satu pernyataan yang mencuat dari para imam Yahudi adalah perbandingan Trump dengan Firaun, penguasa Mesir yang dikenal dengan kebijakan otoriternya. Menurut mereka, Trump bertindak seolah-olah memiliki kekuasaan mutlak untuk mengubah nasib suatu bangsa, tanpa mendengarkan suara rakyat atau mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Mengapa Gaza Menjadi Sorotan Utama?
Gaza, yang dikuasai oleh kelompok Hamas, tetap menjadi salah satu titik paling sensitif dalam konflik Israel-Palestina. Wilayah ini telah lama menjadi medan pertempuran politik dan militer, dengan kedua belah pihak saling klaim atas hak atas tanah. Meskipun berbagai perjanjian perdamaian telah dicoba, Gaza tetap menjadi sumber ketegangan yang belum terpecahkan.