
Viral Gilang Bungkus: Siapa dan Mengapa Jadi Sorotan Warganet?
Media sosial kembali dihebohkan dengan fenomena “Gilang Bungkus”, sosok yang sempat menjadi topik hangat di berbagai platform. Kasus ini pertama kali mencuat setelah sejumlah warganet membagikan pengalaman mereka terkait permintaan aneh dari seseorang bernama Gilang yang memiliki ketertarikan terhadap aksi membungkus orang dengan kain atau plastik.
Lantas, siapa sebenarnya Gilang Bungkus dan mengapa ia menjadi viral?
Siapa Itu Gilang Bungkus?
Gilang adalah seorang individu yang disebut-sebut memiliki fetish terhadap praktik membungkus seseorang dengan kain atau plastik. Menurut berbagai pengakuan korban yang tersebar di media sosial, ia meminta orang lain untuk dibungkus seperti “mumi”, dengan alasan yang bervariasi—mulai dari eksperimen penelitian hingga kegiatan seni.
Namun, setelah semakin banyak korban berbicara dan membagikan pengalaman mereka, muncul dugaan bahwa tindakan Gilang lebih dari sekadar hobi aneh, melainkan bentuk pelecehan psikologis dan seksual.
Mengapa Gilang Bungkus Jadi Sorotan?
- Pengakuan Korban yang Viral
Kasus ini mulai ramai diperbincangkan setelah beberapa korban mengungkap pengalaman mereka di media sosial. Salah satu korban menyebut bahwa Gilang sering meminta foto atau video orang yang telah dibungkus rapat, tanpa alasan yang jelas. - Dugaan Pelecehan Berkedok Penelitian
Beberapa korban mengaku bahwa Gilang menggunakan dalih penelitian akademik sebagai alasan untuk meyakinkan mereka agar bersedia mengikuti permintaannya. Padahal, setelah ditelusuri, tidak ada penelitian yang relevan dengan praktik ini. - Respons Warganet dan Lembaga Hukum
Setelah viral, warganet ramai-ramai mendesak pihak berwenang untuk menyelidiki tindakan Gilang. Tidak sedikit yang menganggap bahwa perilakunya berpotensi membahayakan korban, terutama karena ia memanfaatkan manipulasi psikologis untuk mendapatkan keinginannya. - Dampak Psikologis bagi Korban
Beberapa korban mengaku mengalami trauma setelah mengikuti permintaan Gilang. Mereka merasa tertipu, dimanipulasi, bahkan dilecehkan secara emosional. Hal ini membuat banyak orang mulai memahami bahwa fetish tertentu bisa menjadi masalah jika melibatkan korban tanpa persetujuan yang benar-benar bebas dari tekanan.
Tindakan yang Diambil
Kasus Gilang Bungkus akhirnya menarik perhatian pihak kepolisian, yang mulai menyelidiki laporan dari korban. Beberapa lembaga juga memberikan edukasi terkait pentingnya mengenali dan melaporkan tindakan manipulatif atau pelecehan agar kasus serupa tidak terulang.
Kesimpulan
Fenomena Gilang Bungkus menjadi pengingat bahwa perilaku manipulatif dengan dalih fetish atau penelitian tidak bisa dianggap remeh. Kasus ini juga membuka diskusi lebih luas tentang batasan antara hobi pribadi dan tindakan yang bisa merugikan orang lain.
Bagi masyarakat, penting untuk lebih waspada dan segera melaporkan jika mengalami tindakan serupa agar tidak ada lagi korban di masa mendatang.