Ketika Militer China Merebut Pyongyang dan Perang Nuklir Nyaris Terjadi
Pada masa Perang Korea, ketegangan geopolitik memuncak hingga hampir memicu perang nuklir. Salah satu momen paling krusial adalah ketika militer China berhasil merebut Pyongyang, ibu kota Korea Utara. Kejadian ini menjadi titik balik yang hampir membawa dunia ke ambang kehancuran nuklir.
Latar Belakang Konflik
Perang Korea (1950-1953) dimulai ketika Korea Utara, dengan dukungan Uni Soviet dan China, menyerang Korea Selatan. Amerika Serikat dan sekutunya turun tangan untuk mendukung Korea Selatan. Konflik ini segera berkembang menjadi medan pertempuran antara dua blok besar, yaitu Blok Barat dan Blok Komunis.
Pada akhir 1950, pasukan PBB yang dipimpin AS berhasil merebut kembali Seoul dan terus maju hingga hampir mencapai perbatasan China. Hal ini memicu reaksi keras dari Beijing, yang kemudian mengerahkan ratusan ribu tentara untuk membalas serangan dan merebut kembali wilayah Korea Utara, termasuk Pyongyang.
Militer China Menguasai Pyongyang
Pada Desember 1950, pasukan China Merebut Pyongyang berhasil memasuki Pyongyang setelah pertempuran sengit melawan pasukan AS dan Korea Selatan. Ini merupakan salah satu kemenangan besar China dalam perang, sekaligus mengubah jalannya konflik. Keberhasilan ini membuat AS mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir untuk mencegah dominasi China di Semenanjung Korea.
Presiden AS saat itu, Harry S. Truman, bahkan sempat mengeluarkan pernyataan bahwa opsi nuklir sedang dipertimbangkan untuk menghentikan serangan besar-besaran China. Ketegangan meningkat, dengan dunia menyaksikan apakah perang nuklir akan benar-benar pecah.
Nyaris Pecah Perang Nuklir China Merebut Pyongyang
Situasi semakin panas ketika Jenderal Douglas MacArthur, komandan pasukan PBB, secara terbuka mendukung penggunaan senjata nuklir terhadap China. Hal ini memicu perdebatan serius di Washington, yang akhirnya berujung pada pemecatan MacArthur oleh Truman demi mencegah eskalasi lebih lanjut.
Sementara itu, Uni Soviet diam-diam mendukung China dan Korea Utara dengan persenjataan serta strategi militer. Dunia berada dalam situasi genting, di mana satu langkah keliru dapat memicu perang nuklir global. Beruntung, diplomasi akhirnya berhasil meredakan ketegangan, dan perang terus berlanjut dalam bentuk konflik konvensional.
Dampak dan Kesimpulan
Peristiwa ini menjadi pengingat betapa dekatnya dunia dengan kehancuran akibat perang nuklir. Perebutan Pyongyang oleh militer China tidak hanya mengubah jalannya Perang Korea, tetapi juga mencerminkan ketegangan geopolitik yang terus berlanjut hingga saat ini.
Meski Perang Korea akhirnya berakhir dengan gencatan senjata pada 1953, ketegangan di Semenanjung Korea tetap tinggi. Hingga kini, hubungan antara Korea Utara, China, dan AS masih dipenuhi ketidakpastian, mengingat sejarah panjang konflik yang pernah terjadi.