
Mengenal Sekte Alawi, Keyakinan yang Dianut oleh Keluarga Bashar al-Assad
Sekte Alawi merupakan salah satu cabang dalam Islam yang memiliki sejarah panjang dan unik. Keberadaannya banyak mendapat perhatian karena sekte ini dianut oleh keluarga al-Assad, termasuk mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Keyakinan ini memiliki unsur-unsur kepercayaan yang berbeda dari mayoritas Islam di Timur Tengah, menjadikannya topik yang menarik untuk dikaji.
Asal Usul dan Sejarah Sekte Alawi
Alawisme berasal dari Syiah Imamiyah dan berkembang sejak abad ke-9 di wilayah Suriah. Nama “Alawi” diambil dari Ali bin Abi Thalib, yang diyakini sebagai pemimpin spiritual utama oleh para pengikutnya. Ajaran ini memiliki unsur spiritualisme yang kuat dan cenderung bersifat esoterik, menjadikannya berbeda dari Islam arus utama.
Sekte ini berkembang pesat di wilayah pesisir Suriah, terutama di Latakia dan Tartus. Meski minoritas, pengaruh Alawi semakin kuat setelah keluarga al-Assad mengambil alih kekuasaan pada tahun 1970 melalui Hafez al-Assad.
Ajaran dan Kepercayaan Alawi
Sekte Alawi menggabungkan berbagai unsur kepercayaan, termasuk mistisisme Islam, filsafat Yunani, serta beberapa aspek dari kepercayaan kuno di wilayah Timur Tengah. Berikut beberapa ciri utama ajaran Alawi:

Kepercayaan pada Imam Ali
Alawi meyakini bahwa Ali bin Abi Thalib memiliki status spiritual yang sangat tinggi, bahkan lebih dari sekadar khalifah pertama Islam Syiah.
Interpretasi Simbolik terhadap Al-Qur鈥檃n
Para pengikut Alawi sering kali menafsirkan Al-Qur鈥檃n secara esoterik dan alegoris, berbeda dengan pendekatan literal yang dianut oleh Sunni maupun Syiah konvensional.
Pengaruh Kepercayaan Lain
Ajaran Alawi memiliki unsur dari filsafat Yunani, Gnostisisme, dan unsur kepercayaan Kristen, seperti perayaan hari besar tertentu yang mirip dengan Natal.
Tidak Mewajibkan Shalat Lima Waktu
Berbeda dengan Islam Sunni dan Syiah, dalam ajaran Alawi, shalat lima waktu tidak diwajibkan, tetapi digantikan dengan ritual dan doa yang lebih bersifat mistis.
Peran Sekte Alawi dalam Politik Suriah
Sekte Alawi memiliki pengaruh politik yang besar di Suriah, terutama setelah Hafez al-Assad berkuasa. Meskipun hanya sekitar 12% dari total populasi Suriah, komunitas Alawi berhasil mendominasi militer dan pemerintahan.
Bashar al-Assad, yang menggantikan ayahnya, juga berasal dari sekte ini. Hal ini menjadikan Suriah sebagai negara dengan kepemimpinan berbasis minoritas yang berkuasa atas mayoritas Sunni. Situasi ini memicu ketegangan sektarian, terutama setelah konflik Suriah meletus pada tahun 2011.
Kontroversi dan Persepsi terhadap Sekte Alawi
Karena sifatnya yang tertutup dan ajarannya yang unik, sekte Alawi kerap disalahpahami oleh banyak kelompok Muslim lainnya. Beberapa ulama Sunni menganggap Alawi keluar dari ajaran Islam, sementara Syiah menganggap mereka sebagai bagian yang menyimpang dari mazhab mereka.
Namun, bagi para pengikutnya, Alawisme adalah bentuk Islam yang lebih mendalam dan penuh spiritualitas. Sejak kepemimpinan keluarga al-Assad, komunitas Alawi mendapatkan perlindungan negara, tetapi juga menghadapi tantangan dari kelompok Islamis yang menentang mereka.
Kesimpulan
Sekte Alawi adalah kelompok keagamaan yang memiliki sejarah panjang dan pengaruh politik yang besar di Suriah. Keunikannya dalam ajaran dan praktik keagamaan menjadikannya topik yang menarik untuk dipelajari. Meskipun menghadapi tantangan besar, komunitas Alawi tetap bertahan sebagai bagian dari keberagaman Islam di Timur Tengah.